Dian Onasis menyukai dunia menulis cerita anak sejak 2009. Cerpen pertamanya, Teka
Teki Telapak Tangan, masuk dalam naskah pilihan lomba cerpen detektif di Majalah Bobo.
Sejak itu,
kegemarannya menulis, belajar di banyak kelas menulis, dan ikut berbagai workshop
membuatnya semangat menulis puluhan buku dan cerita anak.
Prestasi terbarunya adalah menjadi juara kedua menulis cerita anak di sebuah penerbit (2022) dan nominator (short
list) Scarlet Pen Award 2023 untuk kategori penulis cerita anak misteri
terbaik.
Saat ini, kegiatannya tidak saja sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga menjadi mentor menulis di tiga kelas miliknya (Permen, Perca, dan Percis) sekaligus mentor di Komunitas Forsen. Dian juga sedang menekuni dunia penerbitan sebagai CEO di Forsenbooks Publisher. Ia bersama timnya berjuang menerbitkan buku-buku terbaik yang mencerahkan para pembaca.
Vina Sri adalah penulis, mentor, dan editor. Ia telah menulis 8 buku solo
dan beberapa antologi. Novel duet Petualangan Delapan Tentakel yang
Menakjubkan meraih juara 2 Parade Novel Duo Penerbit Nahwa. Selain itu,
kumcer Kisah Seru Pengantar Berbuka menjadi nominasi pada Anugerah Pena
FLP Award.
Selain menulis, Vina aktif sebagai Divisi Kaderisasi FLP Jawa Barat, pengurus GLN Gareulis Kota Sukabumi, Dewan Pakar GPMB Kota Sukabumi, pengurus FTBM Kota Sukabumi, Mentor komunitas Forsen, dan Pimpinan Redaksi Forsenbooks.
Erna Erdhiya, ibu rumah tangga yang kerap membagikan pengalamannya sebagai IRT dalam status-status Facebook. Dari status-status itu terbitlah buku pertamanya, Cukupkah Cinta untuk Menikah, pada 2018. Setelah itu mulai aktif belajar menulis saat bergabung dalam komunitas Forsen. Novel anak pertamanya, Hantu Belang Penunggu Makam Tak Bertuan, meraih Best Children Book dalam Scarlett Pen Award 2020. Selain itu, beberapa antologi fiksi dan nonfiksi juga telah diikutinya. Saat ini aktif di Divisi Keuangan dan Umum Forsenbooks.
Diana Dia adalah penulis, penyunting, dan penyiar radio. Ia menulis novel
berjudul Musim Dingin di Izmir dan 12 antologi, serta menyunting 17
buku. Novel Musim Dingin di Izmir mendapat
banyak testimoni positif karena pembaca merasa seakan-akan berada di Turki.
Pada tahun 2001, cerpen pertamanya, "Antara Kenziro dan Pujiana" terbit di
Majalah Aneka Yes. Pencapaiannya sejak menekuni dunia kepenulisan, antara lain:
juara 2 Festival Menulis Ellunar kategori fiksi mini, juara 9 Cerpen Wacaku
tema kemerdekaan, juara 4 Fiksi Mini Thriller Jejak Publisher, dan juara 3
dalam 30 Days Writting Challenge Infinity Lovink.
Sejak tahun 2020, selain menulis dan siaran radio, ia aktif di Forsenbooks sebagai staf Divisi Naskah dan Editor. Ia memperoleh sertifikasi editor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada September 2022.
Penulis yang memiliki senyum semanis madu ini lahir di Bandung tahun 1989.
Ia sudah berkecimpung di dunia literasi sejak 2016. Dari kegiatannya tersebut,
ia sudah menghasilkan beberapa karya novel solo, baik fisik maupun online
di platform menulis. Salah satu karyanya berjudul Delapan Tentakel yang
Menakjubkan meraih juara 2 pada Parade Menulis Cerita Anak Duo Nahwa
Publisher.
Saat ini, Honey bekerja di Forsenbooks sebagai staf Divisi Desain Grafis dan Media merangkap editor. Ia memperoleh sertifikasi penyunting dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada September 2022.
Via
Qinuri, mulai belajar menulis sejak 2018, setelah bergabung di Komunitas
Forsen. Beberapa kali memenangi kompetisi menulis nasional, di antaranya: juara
1 kompetisi blog Anekatif Kreatifhub dan kompetisi karya tulis (kisah
inspiratif) Sahabat Guru Indonesia, juga terpilih menjadi naskah terbaik 1
dalam penulisan cerita anak dan kisah inspiratif SIP Publishing. Saat ini baru menerbitkan satu novel anak,
satu kumcer anak, dan satu novel dewasa, serta 27 antologi berbagai genre. Sejak
Desember 2022 mulai belajar ilustrasi digital dan mendesain sampul buku. Saat
ini aktif di Forsenbooks sebagai staf Divisi Humas dan Marketing
merangkap ilustrator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar