Mataku hampir tidak berkedip. Itu memang surel dari Tania. Judul email-nya membuatku tersenyum masam. Miss you, katamu? Apakah kamu tahu, dua kata itu sudah meruntuhkan setengah benteng yang kubangun dengan susah payah selama dua tahun ini?
Kami akhirnya bertemu. Suaranya masih sama. Renyah dan ceria. Begitu juga senyumnya. Lebar, hingga memperlihatkan barisan gigi yang rapi. Meskipun dua tahun aku tidak melihat tarikan bibir itu, otakku masih merekam semuanya dengan baik. Padahal, aku sudah bertekad melupakannya, dengan bantuan Ratih. Sial!
💖💖💖
Novel ini bisa dipesan melalui:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar